Kesenian Kuda Lumping Banyumasan

22 02 2009

ku1

Banyumas – Anda tahu kuda lumping ? Di Banyumas, kesenian ini dinamakan Ebek. Permainan ini identik dengan atraksi kesurupan bersama para pemainnya.

Hampir seribu orang memadati lapangan sepakbola di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Mereka ingin menyaksikan tontonan kuda lumping atau di Banyumas dikenal dengan nama Ebek Banyumasan.

Pementasan ebek yang digelar di lapangan ini, tidak seperti biasanya. Karena mereka yang terlibat menari tidak hanya para penari ebek, tetapi juga penonton. Bahkan saat para penari mengalami trans atau gerakan mirip kesurupan, tiba-tiba puluhan penonton pun tertular dan mengalami trans, sehingga berlangsung trans massal. Mereka mendadak kejang-kejang dan tubuhnya terbanting ke tanah. Karuan saja para penonton terkejut dan segera menyingkir karena khawatir tertabrak.

Di Banyumas, gerakan trans ini disebut wuru atau mabok. Gerakannya pun seperti orang mabuk. Mereka yang mengalami trans akan terus mengikuti gerakan musik, sambil sesekali memakan sesaji yang berada didepan panggung. Warga yang ketakutan, memilih berlari meninggalkan lokasi karena takut. Menurut kepercayaan, pada pementasan ebek ini, para dukun mampu menarik ratusan orang untuk terlibat menari hingga mengalami trans. Tak heran, jika di Banyumas, acara ini disebut dengan tradisi wuru massal. Tradisi ini dipercaya mampu memberikan rasa kebersamaan antar warga dan percaya diri untuk menjalani hidup di masa depan.

Yang unik, keringat para penari ebek mampu menghilangkan segala macam penyakit, khususnya bagi anak-anak balita. Tak heran, saat pementasan banyak ibu-ibu yang menggendong anaknya, masuk ke arena dan mengusapkan kain yang penuh keringat itu ke muka anak mereka.(Nanang Anna Nur/Ijs)


Aksi

Information

Tinggalkan komentar